Lapan mewakili Indonesia menghadiri sidang ke-51 Scientific and Technical Subcommittee of the United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (STSC UNCOPUOS) atau Subkomite Ilmiah dan Teknik, Komite PBB terkait Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai. Pertemuan ini berlangsung pada 10 hingga 21 Februari 2014 di Wina, Austria.

Dalam pertemuan ini, Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia ikut membantu pengolahan dan analisis data untuk bencana badai Haiyan di Vietnam pada November 2013. Hal ini terkait dengan posisi Indonesia sebagai Data Analysis Node Sentinel Asia. Untuk kebutuhan ini pula, Indonesia telah berhasil membangun Regional Supporting Office di Jakarta. Di bidang mitigasi bencana, disampaikan pula bahwa Indonesia telah menyelesaikan pembuatan SOP kegiatan tanggap darurat berbasis data penginderaan jauh.

Space debris (sampah antariksa) menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan ini. Delegasi Indonesia menyatakan bahwa Indonesia telah mendorong upaya minimalisasi pembentukan dan dampak sampah antariksa seperti yang telah disusun dalam pedoman mitigasi sampah antariksa.

Terkait kemampuan menerima data satelit beresolusi tinggi, Indonesia menjelaskan mengenai penerapan data berlisensi pemerintah untuk data SPOT 6. Data tersebut telah didistribusikan ke instansi yang membutuhkannya.

Indonesia juga menyampaikan bahwa dalam pemanfaatan penginderaan jauh, negara ini telah bekerja sama dengan berbagai instansi luar negeri seperti JAXA, NOAA, MACRES, dan Wagening University. Kerjasama tersebut untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan data penginderaan jauh. Selama ini, di Indonesia, data penginderaan jauh dimanfaatkan untuk inventarisasi sumber daya alam dan lingkungan serta mitigasi bencana.

Mengenai mitigasi bencana, dalam pertemuan tersebut Indonesia menyatakan dukungan atas kegiatan penanggulangan kebencanaan berbasis data keantariksaan. Upaya yang telah dilaksanakan antara lain penyusunan buklet pemanfaatan data penginderaan jauh untuk informasi kebakaran lahan atau hutan, respon tanggap darurat berbagai bencana di Indonesia dan di ASEAN seperti letusan Gunung Sinabung dan Kelud, banjir di Way Ella, dan kebakaran lahan di Riau.