TITIK kebakaran lahan dan hutan di Sumatra Selatan masih didominasi terjadi di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Bahkan berdasar dari data hotspot (titik panas) dari Satelit Lapan ada sekitar 587 titik, di mana 251 titik berada di OKI dan 159 di Musi Banyuasin.
"Titik panas hari ini memang cukup banyak. Bahkan dari pengamatan siang ini jumlahnya bertambah menjadi lebih dari 700 titik. Dominasi di OKI dan Muba," ujar Ansori, Kabid Penanganan Bencana BPBD Sumsel, di Palembang, Minggu (22/9).
Ia mengatakan, sebagai upaya memadamkannya, pihaknya sudah menurunkan 7 helikopter waterbombing. Tiga unit helikopter untuk pemadaman di OKI, 3 unit di Ogan Ilir dan 1 unit di Pali.
"Awalnya kita rencanakan 4 helikopter di OKI dan 3 helikopter di Muba. Namun karena tingkat visibility rendah di Muba, maka kita alihkan helikopter kesana. Untuk daerah lain, kita maksimalkan pemadaman dari tim satgas darat," ucapnya.
Selain itu, dua helikopter untuk patroli pun sudah bekerja memutari dan mengecek via udara terkait lokasi-lokasi lahan terbakar.
Sementara itu, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Bandara SMB II Palembang, Bambang Beni Setiadji, mengatakan, angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 4-14 knot (7-28 km/jam).
"Ini yang mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutbunla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya," kata dia.
Sumber dari Lapan tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Timur-Selatan Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni pada wilayah Banyu Asin I, Pampangan, SP Padang, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Tanjung Lubuk, dan Cempaka.
Intensitas asap (smoke) umumnya mulai meningkat terjadi pada sore hari (16.00 WIB) hingga menjelang pagi hari (00.00-07.00 WIB) dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye/merah pada pagi/sore hari, hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asapyang umumnya terjadi pada pagi hari," jelasnya.
Ia mengatakan jarak pandang tertinggi yang tercatat di Bandara SMB II Palembang pada 21 September 2019 adalah 10 km dan terendah pada pagi hari 22 September 2019 berkisar 200-800 m dengan kelembapan 88-95%.
"Dengan keadaan cuaca asap (smoke) ini berdampak 8 (delapan) penerbangan yang mengalami delay," jelasnya.
Berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG akan ada potensi hujan dalam rentang prakiraan 23-24 September 2019 di wilayah Sumatra Selatan.